Sabtu, 20 Januari 2018

PENTINGNYA BELAJAR MENJAGA PERASAAN ORANG LAIN DAN TIDAK GAMPANG BAPER

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Hello Guys🙌!  Ketemu nih sama aku di postingan pertama aku. Guys, Sampai saat ini kita hidup di zaman noww, di mana kebanyakan orang hanya mempedulikan diri sendiri dan tanpa mempertimbangkan perasaan orang lain. Benarkah hal demikian terjadi saat ini ?

Banyak dari kalangan pemuda dan pemudi sehat wal’afiat tak bersedia berdiri dari kursi prioritas sekalipun di hadapannya ada ibu hamil berdiri dengan membawa banyak tentengan. Pikir mereka, "Gue juga bayar, gue juga pegal kalau berdiri, gue duluan yang dapat kursi ini." Mereka tidak berpikir sebaliknya, kalau gue yang gak hamil aja gak kuat berdiri lama, apalagi yang hamil, apalagi yang gendong anak.

Tak sedikit pula anak muda sekarang yang dengan gampang mengeluarkan perkataan kasar semisal "Bangs*t, brengs*k, si*lan," dan juga sederet nama hewan yang ditujukan untuk manusia kawan dekatnya sendiri. Atau memaki dengan kekurangan fisik seperti, "Woy Gendut, pesek, kuntet, dan sebagainya." Mereka tak bisa menjaga perasaan orang lain, jangankan menjaga... Peduli pun tidak.

Guys, padahal kemampuan menjaga perasaan orang lain dari kejahatan lisan kita merupakan salah satu kriteria seorang muslim:

”Orang Islam adalah orang yang menyelamatkan orang lainnya dari lidah dan tangannya." (HR. Bukhari)

Bagaimana mungkin kita mengaku Islam, tapi tak mampu menjaga perasaan orang lain dari kejahatan lisan dan perbuatan kita.

"Sesungguhnya ada seorang hamba berbicara dengan suatu perkataan yang diridhai Allah yang ia anggap biasa, lalu Allah mengangkat derajatnya disebabkan perkataannya itu. Dan ada juga seorang hamba yang berbicara dengan suatu perkataan yang membuat Allah murka yang ia anggap biasa lalu dia dilemparkan ke dalam jahannam.” (HR. Bukhari)

Nah, selain perlu belajar menjaga perasaan orang lain. Sebaliknya, kita pun penting untuk membentengi hati kita agar tak mudah baperan. Jangan sampai cuma dengar perkataan selentingan saja langsung tersinggung, langsung mendoakan orang lain yang menyakiti hati kita agar masuk neraka, hadeuh...

Orang baperan juga tidak sesuai sunah Rasulullah. Bukankah Rasulullah adalah seorang pemaaf? Dan bukankah dalam Quran sangat banyak anjuran untuk memaafkan? Mengapa kita malah gampang sekali bawa perasaan dan mendendam?

"Dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali ‘Imran: 134)

Mendengar selentingan sedikit saja, langsung marah-marah. Di jalan raya disalip pengendara lain, langsung emosi tinggi. Dengar gosip tetangga langsung pindah rumah. Orang baperan seperti ini bukankah tidak sesuai sunah Rasulullah?

Dan bukankah dalam Quran sangat banyak anjuran untuk memaafkan? Mengapa kita malah gampang sekali bawa perasaan dan mendendam?

"Dan orang-orang yang menahan amarahnya serta memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan.” (QS. Ali ‘Imran: 134)

Seringkali orang yg gampang baperan terkadang jadi orang yg paling sulit dinasehati. Karena mereka lebih mengikuti perasaannya sendiri

"Tapi kan harusnya dia begini..."

"Tapi kan harusnya dia begitu..."

Padahal daripada menyuruh orang lain menjaga perasaan kita, lebih mudah untuk membuat perasaan kita lebih kebal dan tak gampang baper. Bagaimana caranya? Berikut ini tipsnya

  1. Menyadari bahwa jika kita 'lembek' terhadap dunia ini, maka dunia ini akan terasa 'keras' untuk kita.

Diledekin sebagai jomblo "Kapan sih nikahnya? Gak ada yang mau sama lo ya?" Nyengir aja santai, "Inshaa Allah tahun ini. Doain aja ya." Tak perlu baperan, tersinggung lah yaa. Musti bye bye baper lah yaa. Kalau kita terlalu lembek, semua orang terasa kejam pada kita. Tapi kalau kita tegas dan tidak mengikuti perasaan, maka segalanya akan lebih mudah dijalani.

  1. Menyadari bahwa memaafkan itu ialah ciri-ciri penghuni surga

Setiap ada orang yg bikin kita tersinggung, bersyukurlah. Barangkali itu adalah tiket supaya kita bisa ke surga. Barangkali amalan ibadah kita kurang baik, shalat sekadarnya, waktu shalat malam bablas tidur terus, ngaji quran nggak kuat sejuz sehari, Barangkali dengan memaafkan orang lain, Allah ridho dan memaafkan dosa-dosa kita. Ada 1 pintu di surga yg khusus untuk orang-orang yang mudah memaafkan:

“Sesungguhnya Allah memiliki sebuah pintu di surga, tidaklah yang masuk melaluinya kecuali orang-orang yang memaafkan kezaliman.” (HR. Ahmad)

  1. belajar mengomunikasikan perasaan kita

Banyak orang jadi mudah baper karena keseringan menahan perasaannya, tidak disalurkan dg komunikasi yg tepat. Coba deh belajar mengungkapkan dg baik perasaan kita. Misalnya saat tersinggung dg perkataan teman, dinginkan kepala, ajak dia bicara empat mata, dan utarakan ketidaknyamanan kita mendengar ucapannya

"Maaf, ucapan kamu tadi sepertinya kurang enak. Bisa ga lain kali jangan ungkit tentang badan aku yang gendut lagi, soalnya aku khawatir kamu berghibah..."

Semacam itu lah. Intinya, daripada marah-marah atau pendam emosi negatif karena baperan, ada baiknya kita belajar mengungkapkan dg baik apa yg berkecamuk di hati. Sehingga orang lain pun mengerti kalau kita tersinggung.

Nah, gimana postingan kali ini? Bermanfaat ga nih? Ya semoga bermanfaat ya...

Mohon maaf bila ada salah penulisan, dan mungkin salah presepsi, karena aku juga masih dalam tahap pembelajaran.. tunggu postingan aku berikutnya, jangan bosen bosen ya pantengin terus blog aku, Insyaallah postingan ini akan bermanfaat bagi kita semua .. aamiin... dan jangan lupa kalo kalian punya request untuk di jadikan blog alias di posting sama aku hubungin aku aja ya.. dan dan jangan lupa follow IGE aku ya @ukwnjl ... tenkyu...byeeeI©J



 Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarakatuh





Sumber: 



3 komentar:

Kematian tragis akibat SMARTPHONE

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh Hellaw epibadih!! Ketemu lagi nih sama    di postingan keduapuluhtiga aku. Kali ini aku ba...